Fatimah Al-Huli, seorang muballigh Arab Muslim di Kolombia menyatakan bahwa berdakwah tidak hanya sebatas pada sebuah kalimat. Akan tetapi bersikap dengan baik dan tepat justru mampu menjadi faktor pemikat utama bagi para nonmuslim untuk tertarik kepada agama yang benar. Ajakan ke arah Tuhan merupakan tugas dan kewajiban para Nabi sebagai makhluk Tuhan yang termulia. Mereka adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Tuhan untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan hidayah pada umat manusia, dan para ulama merupakan pewaris para Nabi yang juga menapakkan langkahnya di salah satu jalan para Nabi yaitu memberikan hidayah pada manusia.
Fatimah Al-Huli adalah salah satu muballigh Arab Muslim di Kolombia yang melakukan kegiatan pendidikan di kalangan muslimin dan melakukan kegiatan agama di kalangan para nonmuslim.
Di bawah ini merupakan wawancara yang pertama kalinya dilakukan dengan jaringan Islam Al-Yaum mengenai kondisi Islam dan muslimin di Kolombia dan hambatan terpenting yang dihadapinya.
Islam: Ms. Al-Huli, bagaimana Anda memulai perjalanan untuk tabligh Islam?
Huli: Pengalaman saya di Kolombia merupakan pengalaman paling menarik yang pernah saya alami. Saya tidak pernah mengira bahwa suatu hari saya akan pergi ke salah satu negara Amerika Selatan, sebuah negara yang hanya pernah saya pelajari di sekolah itu pun tidak dengan kajian yang mendalam. Waktu itu yang kami dengar dari Kolombia hanyalah tentang obat-obatan terlarang dan kelompok-kelompok mafianya, sama sekali saya tidak pernah mendengar sesuatu yang positif mengenainya. Kemudian saya menikah dengan seorang muslim Kolombia, suami saya banyak bercerita tentang kondisi musliminin di Kolombia dan menyarankan untuk pergi ke negara ini. Cerita tentang kondisi muslimin di negara ini menyedihkan saya dan membuat saya ingin mengenalnya lebih mendalam. Sesampai di negara ini saya melihat, ternyata negara terindah yang diciptakan oleh Tuhan adalah Kolombia. Saya menemukan kebanyakan rakyat Kolombia sebagai manusia-manusia sederhana yang menarik saya untuk semakin mereguk kealamian, fitrah dan temperamen mereka yang baik, dan ini pulalah yang telah mendorong saya untuk segera memulai belajar bahasa Spanyol.
Jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya, di masyarakat Kolombia hanya terdapat sedikit kelompok yang mengenal agama Islam, dan terlihat begitu banyak ketidaktahuan terhadap ilmu-ilmu Islam dan Arab, sedemikian hingga misalnya banyak dari saudari muslimah yang bahkan tidak mengetahui bagaimana harus melakukan shalat, kendati mereka telah menjadi muslim sejak beberapa tahun sebelumnya. Begitu pula dengan Kristen, agama ini juga tidak mengetahui informasi apapun tentang Islam, apa yang mereka miliki danketahui adalah informasi-informasi salah dan keliru yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan Islam. Dari sinilah kemudian saya termotivasi untuk mendirikan sebuah lembaga guna memperkenalkan Islam dan memberikan pelajaran-pelajaran keislaman, dan ternyata banyak kalangan Muslim yang kemudian berpartisipasi dalam lembaga ini dan memulai ajakan-ajakannya kepada para nonmuslim dan Kristen untuk bergabung ke dalam agama yang benar. Ide ini dimulai dengan sekelompok kecil dari muslimin Arab dan Kolombia yang memberikan perhatian pada kondisi dan masa depan Islam di Kolombia dan berupaya untuk memajukannya.
Islam: Dari mana ide pendirian Markaz Al-Qurthubi dimulai dan apa tujuannya?
Huli: Ide ini berawal seusai saya dan suami menganalisa kondisi kaum muslim di negara ini dan seusai saya berbincang dengan saudara-saudari di sini setelah 6 bulan sampai di negara ini. Kami banyak mengunjungi mushala-mushala Bogota dan melihat kebanyakan tempat ini tertutup pada waktu-waktu shalat. Dan kalaupun ada yang terbuka pun, di sana tidak ada pelajaran-pelajaran agama atau tema-tema agama yang disajikan. Tidak ada seorang pun syaikh atau ulama di ibukota, demikian juga tidak ada seorang pun yang peduli terhadap Islam.
Banyak para saudari yang mengatakan kepada saya bahwa mereka ingin mempelajari prinsip-prinsip agama, karena kendati mereka adalah para Muslim, namun setelah memeluk agama Islam, mereka tidak mengetahui apapun tentang Islam. Karena inilah sehingga saya memutuskan untuk mendirikan sebuah Pusat Islam, dan setelah satu tahun melakukan evaluasi bersama kelompok, kami memutuskan untuk membuka Pusat Penelitian Islam Qurthubi dan segera memulai aktivitas setelah sebelumnya memilih salah satu ulama agama di dalam kelompok sebagai seorang syaikh.
Markaz Al-Qurthubi berupaya memberikan pelajaran-pelajaran tajwid, akidah, hadis, fikih, syariat, sirah, pelajaran-pelajaran bahasa Arab dan tulisan Arab kepada umat Islam untuk mendukung minoritas Islam. Lembaga ini akan memberikan pelajaran apapun demi kepentingan agama Islam. Lembaga ini juga berupaya untuk menterjemahkan kitab-kitab agama dari bahasa Arab ke bahasa Spanyol dan menginformasikan kepada masyarakat tentang realitas yang terdapat di Kolombia dan kemajuan penyuluhan Islam kepada lebih dari 7 juta penduduk di ibukota Kolombia. Kami berharap atas izin Tuhan, dalam waktu dekat bisa mengajak seluruh penghuni benua ini kepada agama Islam.
Islam: Bagaimana Anda menggambarkan perempuan Kolombia, dan apakah warga Kolombia menyambut Islam dengan baik?
Huli: Meskipun masyarakat Kolombia adalah masyarakat yang baik, akan tetapi perceraian keluarga dan berbagai penyimpangan lainnya juga banyak ditemukan dalam masyarakat ini sebagaimana yang terjadi di masyarakat Barat, dan banyak juga dari mereka yang sangat serius beraktifitas untuk kesejahteraan hidup. Di antara mereka ini juga terdapat orang-orang yang jahil, pintar, berpengetahuan, namun kendati terdapat berbagai hambatan yang ada di masyarakat Kolombia, mereka tetap menyambut Islam dengan baik. Sebagian mereka mulai mengkaji Islam lebih jauh setelah mendengar ceramah-ceramah Islam atau akan mendatangi kami untuk mendiskusikannya.
Apa yang mendorong masyarakat mempertanyakan dan memperbicangkan Islam di jalan-jalan Kolombia mengindikasikan bahwa umat Muslim dikenal dengannya, misalnya jika mereka melihat seorang muslim mengenakan baju Islam atau seorang muslimah mengenakan hijab, maka mereka akan bertanya kepadanya tentang Islam, hijab dan persoalan-persoalan yang berkaitan dengannya.
Rakyat Kolombia memberikan sambutan yang hangat kepada Islam, saya ingat, tahun lalu pada setiap pekannya, kami sempat menyaksikan terdapatnya begitu banyak orang yang datang untuk melakukan penelitian tentang Islam atau untuk mengucapkan dua kalimat syahadah.
Islam: Sebagai seorang muslimah yang hidup di masyarakat seperti ini, apa dilema terpenting yang dihadapi oleh masyarakat Kolombia, dan apakah dalam keadaan seperti ini kalangan masyarakat ini bersedia menerima hijab perempuan muslim?
Huli: Secara eksplisit saya katakan, sesampai di Kolombia saya sempat merasa tak nyaman dengan cara mereka memandang saya. Akan tetapi setelah beberapa waktu berlalu, dengan bantuan suami, saya menjadi terbiasa dengan hal tersebut. Suami saya memahamkan bahwa masyarakat lebih besar dari saya, dan tidak seharusnya saya marah dan kecewa. Kepada saya ia menyarankan untuk menyapa mereka dengan ramah, memberikan salam, dan menjawab pandangan-pandangan aneh dari mata para perempuan dan anak-anak itu dengan senyum, dan ini merupakan sebuah bentuk ajakan yang secara perlahan akan menarik mereka ke arah saya. Sejak itu saya ikuti masalah ini dengan sangat serius.
Saya ingat, suatu hari, gerakan sementara ini telah memberikan hasil padaku. Seorang perempuan yang bekerja di salah satu pertokoan di Bogotta melihat ke arah saya. Saya berikan senyum terbaik untuknya. Ia bertanya tentang hijab yang saya kenakan dan bertanya tentang agama yang saya anut. Saya katakan bahwa saya seorang muslimah yang beragama Islam. Ia mengira bahwa saya adalah seorang Alkitab, namun saya katakana bahwa kitab kami adalah Al-Wuran, sebuah kitab yang hingga kini tidak pernah ia dengar namanya.
Pria Kolombia menghormati para wanita yang mengenakan busana agama dan Islam, kendati busana yang dikenakan oleh masyarakat Kolombia padaumumnya, juga seperti busana-busana di negara Barat yang setengah telanjang.
Islam: Berapa jumlah Muslim Kolombia, lelaki yang lebih banyak ataukah perempuan?
Huli: Di Kolombia, jumlah mereka mencapai hampir 10 ribu Muslim. Jumlah perempuannya lebih banyak dari jumlah lelakinya. Dan ini merupakan sebuah hasil yang logis, karena jumlah perempuan dunia lebih banyak dari jumlah lelakinya, demikian juga jumlah perempuan yang telah mendapatkan hidayah, lebih banyak dari jumlah lelaki.
Islam: Bagaimana para muslimah Kolombia berhadapan dengan keluarga atau suami-suami mereka, apakah kalangan karir atau perguruan tinggi tidak berurusan dan menentang mereka?
Huli: Pada kenyataannya, kebanyakan perempuan yang telah memeluk agama Islam berhadapan dengan banyak kesulitan terutama dengan keluarga-keluarga Kristen mereka, hal ini lebih-lebih lagi dirasakan oleh para gadis, karena mereka biasanya mendapat tekanan yang keras dari keluarga untuk meninggalkan Islam. Sebagian dari gadis-gadis ini terpaksa harus meninggalkan keluarganya, kendati langkah seperti ini sangat sulit.
Namun banyak pula para perempuan yang telah menikah akhirnya bercerai dari suaminya yang Kristen dan mengambil tanggung jawab untuk mengasuh anak-anaknya demi pendidikan Islam yang benar. Dalam kondisi yang sulit ini, para perempuan juga harus berhadapan dengan biaya hidup dan mata pencaharian.
Islam: Apakah saat ini Markaz Al-Qurthubi telah berhasil mewujudkan tujuan-tujuannya?
Huli: Tentu, dengan kasih Tuhan, kami telah berhasil mengajak begitu banyak masyarakat untuk bergabung ke dalam Islam, dan sebagian besar mereka telah menyatakan ke-Islamannya. Saat ini, saudara-saudara kami juga telah memulai penterjemahan buku-buku yang rencananya akan menjadi buku bahan pelajaran dan akan akan segera menerbitkannya, kendati kami merasakan kurangnya dukungan bagi para penterjemah.
Kami memulai pengajaran dengan Ekonomi Islam dalam Al Qur'an, Akidah, Fikih, Sirah, bahasa Arab, Fikih Ibadah, dan kesemuanya ini disajikan dalam tingkat dasar dan sederhana untuk mempermudah pemahaman bagi para Muslim baru. Kini kami juga hadir di Pameran Buku Internasional di Boggota.
Islam: Anda telah bepergian ke pedesaan Kolombia, bisakan Anda ceritakan perasaan Anda, dan bagaimana Anda melakukan kewajiban ini?
Huli: Saya bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan kesempatan ini. Saya telah bepergian ke empat atau lebih pedesaan Kolombia. Untuk menemukan seorang muslim di tempat-tempat ini merupakan sebuah pekerjaan yang mustahil dan tidak mungkin, akan tetapi saya tetap melanjutkan perjalanan dengan perenungan dan kontemplasi, karena keindahan alam di negeri ini benar-benar tidak bisa diceritakan. Di sepanjang perjalanan antar pedesaan, kami menyaksikan patung-patung Maria as di rumah-rumah mereka, dan ini menunjukkan kepercayaan mereka bahwa patung-patung ini akan mempertahankan jalan-jalan mereka dan menghindarkannya dari segala peristiwa.
Akhirnya kami sampai pada satu kesimpulan bahwa kapanpun dan dimanapun, baik di ibukota maupun di pedesaan Kolombia, saat hendak mengajak masyarakat ke arah Tuhan, kami harus betul-betul memfokuskan diri, karena masyarakat di pedesaan tidak pernah mendengar tentang Islam, dan ketika kami berbicara tentang Islam, mereka akan menyamakan Muslim dengan Yahudi atau mencampur adukkan keduanya.
Islam: Anda sebagai seorang perempuan Arab telah memutuskan untuk tinggal dalam sebuah masyarakat yang asing dan jauh, dan bertahun-tahun dalam usaha untuk menyebarkan Islam. Apa pengalaman terpenting yang Anda peroleh?
Huli: Saya sama sekali tidak mengatakan bahwa saya memiliki ilmu agama Islam yang banyak, karena sebagaimana saya kurang dalam mempelajari agama ini, saya juga kurang dalam pengalaman mengajak masyarakat ke arah Islam. Untuk lebih memajukan kegiatan dakwah ini saya masih harus banyak belajar dan beraktifitas untuk lebih mengenal masyarakat lain seperti negara-negara Afrika Selatan. Kendati jam terbang saya dalam berdakwah bisa dikatakan masih sangat kurang, akan tetapi inilah pengalaman terindah dan terlezat yang pernah saya rasakan. Saya menemani dan membantu rakyat Kolombia untuk memahami, mengenal, dan menerima Islam. Saya juga telah berhasil membuka tabir antara saya dan perempuan-perempuan di jalanan Kolombia dan mengajak mereka untuk mengenal Islam, dan masalah ini berbeda dengan yang selama ini saya rasakan di masyarakat Teluk dimana saya pernah hidup di sana.
Islam: Kegiatan ini membutuhkan dukungan yang banyak. Siapa saja yang telah memberikan dukungan terhadap kegiatan ini?
Huli: Pada awalnya kami menerima bantuan keuangan dari beberapa saudara untuk menyewa sebuah tempat mendirikan Pusat Riset Islam Al-Qurthubi, dan waktu itu kami membutuhkan dukungan yang lebih banyak untuk memajukan kegiatan ini. Terjemahan-terjemahan dari bahasa Arab dan Inggris ke bahasa Spanyol memakan waktu yang lama dan tidak ada dukungan bagi para penterjemah, oleh karena itulah kami menerima segala bentuk dukungan spiritual maupun material. Kami selalu membutuhkan bantuan dana untuk melaksanakan seluruh rencana-rencana dan dakwah-dakwah Islam, dan kami mengajak semuanya untuk mengunjungi blog resmi kami yang kami luncurkan dalam bentuk Komite Muslim Kolombia dalam bahasa Arab yang di dalamnya juga menyajikan berita-berita Pusat Penelitian kami, kenati kami tidak bisa menterjemahkannya dikarenakan masalah dana.
Islam: Ms. Fatimah Al-Huli, bagaimana Anda melihat peran putri-putri muslimah, baik dalam masyarakat Arab ataupun non-Arab, dalam dakwah Islam?
Huli: Sebelumnya, saya mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda terhadap kondisi Islam dan muslimin di seluruh tempat, dan saya mengajak kepada seluruh gadis-gadis muslim untuk lebih memperhatikan ilmu-ilmu syariat, berdiri tegak dalam menghadapi dampak-dampak propaganda asing dan Barat yang ditujukan kepada masyarakat Islam, dan menjadikan ibu-ibu mukmin sebagai contoh dan model tertinggi untuk memanifestasikan keindahan wajah muslim dan menarik begitu banyak perempuan-perempuan non-Muslim untuk menerima Islam, karena sesungguhnya agama Islam adalah agama yang agung.
Saya juga mengatakan bahwa berdakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim, dan dakwah bukanlah sebatas pada penyampaian satu atau dua kalimat, melainkan bagaimana bersikap dan berperilaku yang tepat dan baiklah yang justru menjadi faktor paling signifikan untuk menarik seseorang ke arah kita. Agama Islam adalah agama amal dan perilaku dimana contoh dan teladan terindah dan tertinggi dari perilaku Islam ini ada pada Khatamul Anbiya Rasulullah Muhammad Musthafa saw, kita bisa mencontoh bagaimana beliau mengajak orang-orang kafir ke agama yang benar. Dan seharusnya kita mengetahui bahwa banyak perempuan-perempuan non-Muslim yang tertarik dengan para muslimah yang komitmen, saya melihat sendiri hal itu. Para gadis-gadis muslimah bisa berdakwah di negara-negara mereka sendiri secara sukarela atau ketika mereka tengah melakukan perjalanan. (Shabestan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar