Oleh. Abu Nadhief Muhammad Badrus S
Faham Asy’ariyah mengatakan bahwa Tuhan dapat dilihat di akhirat kelak dengan mata kepala. Asy’ari menjelaskan bahwa sesuatu yang dapat dilihat adalah sesuatu yang mempunyai wujud. Karena Tuhan mempunyai wujud, Ia dapat dilihat. Lebih jauh dikatakan bahwa Tuhan melihat apa yang ada. Dengan demikian, Dia melihat diri-Nya juga. Bila Tuhan melihat diri-Nya, tentulah Ia sendiri dapat membuat manusia mempunyai kemampuan melihat diri-Nya sendiri. Ayat-ayat Al-Qur’an yang di jadikan sandaran Asy’ari dalam menopang pendapatnya adalah surat Al-Qiyamah [75] ayat 22-23, surat Al-Araf [7] ayat 143 dan surat Yunus [10] ayat 26.[1] Al-Asy’ari yakin bahwa Allah dapat dilihat di akhirat, tetapi tidak dapat digambarkan. Kemungkinan ru’yat dapat terjadi manakala Allah sendiri yang menyebabkan dapat dilihat atau bilamana Ia menciptakan kemampuan penglihatan manusia untuk melihat-Nya.[2]
Diantara alasan-alasan rasional yang dikemukakannya, ialah bahwa sifat-sifat yang tak dapat diberikan kepada Tuhan hanyalah sifat-sifat yang akan membawa kepada arti diciptakannya Tuhan. Sifat dapatnya Tuhan dilihat tidak membawa kepada hal ini; karena apa yang dapat dilihat tidak mesti mengandung arti bahwa ia mesti bersifat diciptakan. Dengan demikian kalau dikatakan Tuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar