Kyai Mansur pernah dua kali
menikah. Pertama dengan Nyai Aminah yang
tidak dikarun ai keturunan, selanjutnya menikah lagi dengan Nyai Sofiah bin KH.
Basyar Waliyullah Makam Agung, Tuban,
dan berputra 2 orang, yaitu Sofanah dan Ali. Dan pemuda Alilah sebagai generasi Mbah Shiddiq yang alim
dan cakap memimpin masyarakat. Kyai
Ali Mansur pernah menjadi anggota
Konstituante, ketua NL1 Cabang Banyuwangi dan ketua Departemen Agama. Sebagai anggota Departemen Agama Kyai Ali Mansur berpengalaman (ditempatkan
sebagai Pegawai Departemen Agama) di
mana-mana: Aceh, Denpasar, Banyuwangi,
Solo, Tuban dan lain-lain.
Ketika
menjadi kepala Depag dan Pengurus Cabang NU di Banyuwangi
pada tahun 1960 sedang terjadi peristiwa bersejarah
baginya. Suatu malam (tidak jelas malam spa), is merenung,dan gelisah sepanjang
malam tidak bisa tidur. Yang menjadi
kegelisahannya adalah situasi poliiik saat itu. Dimanamana PKI mendominasi
kekuasaan.,Bahkan PKI membunuhi para
Kyai di desa-desa, karena para Kyailah yang menjadi saingan kepemimpinan PKI
di masyarakat. Sambil merenung ia menulis syi'ir-syi'ir. Beliau memang jago
syi'ir sejak nyantri di pondok Lirboyo Kediri. Kegelisahan itu
bertumpuk dengan keheranan terhadap
penst stiwa miyang dialaminya semalam.
Beliau mimpi didatangi para habib-habib
berjubah putihhijau. Pads saat yang sama,. ish-inya mimpi bertemu Rasulullah SAW Keesokan harinya ditanyakan ihwal mimpi itu pads
Habi b Hadi AL Haddar
(Banyuwangi). Habib Hadi
menjawab: "itu Ahli Badar ya-akhi ". Kedua mimpi
tersebut menberi iIham pada Kyai Ali
untuk menulis Syair, meka jadilah Sholawat
Badar.
Keheranan muncul lagi
keesokan harinya karena para tetangga berdatangan ke rumahnya
dan sambil membawa daging, beras, dan lain-lain untuk memasak
menyambut tamu yang sama-sama tidak diketahui siapa. Para tetangga sama bercerita bahwa pagi-pagi buta, mereka
diketuk seorang berjubah putih dan membentahukan bahwasannya di
rumah Kyai Ali Mansur akan ada kegiatan besar. Bahkan orang berjubah
putih-hijau itu memerintahkan untuk membantunya. Sebagaimana adat di daerah-daerah Jawa Timur, bila seorang Kyai punya kegiatan, maka para santr dan tetangga
sekitarnya akan berdatangan membantu. "Siapakah orang berjubah itu
? " pikir Kyai All keheranan. Walhasil, malam itu banyak orang bekerja di dapur untuk
menyambut
tame yang sama-sama ti dak mereka ketahui darimana,
siapa dan mengapa. Alkisah, ketika selesai sholat subuh menjelang
matahari terbit, serombongan para habib berjubah
putih-hijau dipimpin Habib Ali bin Abdurrahman Al
Habsi dan kuwitang Jakarta datang ke rumah Kyai Ali Mansur.
"Alhamdulillah...,"
pekik Kyai Ali karena mengetahui yang
datang adalah para habib yang sangat dihormati ke rumahnya. Setelah masuk dan berbasa-basi sebentar dan saling
bercerita tentang kondisi PKI dan
politik nasional saat itu, lalu Habib Ali
bertanya: "Ya Akhi..., mana syi 'ir yang ente bikin
kemarin... tolong ente bacakan den lagukan di hadapan kami-kami
ini!" pinta Habib
Ali.
Tentu saja Kyai All terkejut karena Habib tahu yang dilakukamnya malam itu
(yaitu menulis syi' ir). Tapi ia maklum, itulah kekaromahan yang diberikan
Allah pada para walinya. Selanjutnya diambillah kertas syi'ir sholawat Badar dan
dibacakan
serta dilagukan oleh Kyai All Mansur yang memang memiliki suara bagus. Dan Para
habib itu mendengar sambil meneteskan air mate karena terharu dengan syi'ir
sholawat badar.
Selesainya dibaca sholawat badar: "Ya Akhi..., mari kite
perangi genjer-genjer PKI itu dengan sholawat Badar". Seru Habib All. Lagu
genjer-genjer adalah lagu rakyat andalan PKI. Setelah Habib Ali memimpin do' a,
lalu rombongan itu meminta diri. Sejak itulah terkenallah sholawat badar sebagai
bacaan yang
membangkitkan semangat perjuangan NU melawan PKI. Bahkan sholawat badar
sekarang menjadi lagu wajib NU dalam even-even pengajiannya. Untuk mempopulerkannya, Habib Alipun berkenan
mengundang para Habib den Ulama, termasuk Kyai Achmad Qusyairi, ke Kuwitang
Jakarta. DI forum itulah sholawat
Badar dikumandangkan pertama kali secara luas oleh Kyai Ali Mansur." Kyai Ali
Mansur wafat dan dimakamkan di Maibit
Rengel Tuban.
mas izin minta tulisan sejarah sholawat badar ya
BalasHapusMas izin q ingin mendendangkan sholawat badar menjadi lagu di tahun 2016 ini di bulan ramadhan..
BalasHapus