Senin, 20 Agustus 2012

KH, ALI MANSUR SHIDDIQ, PENCIPTA SHOLAWAT BADAR


Kyai Mansur pernah dua kali menikah. Pertama dengan Nyai Aminah yang tidak dikarun ai keturunan, selanjutnya menikah lagi dengan Nyai Sofiah bin KH. Basyar Waliyullah Makam Agung, Tuban, dan berputra 2 orang, yaitu Sofanah dan Ali. Dan pemuda Alilah sebagai generasi Mbah Shiddiq yang alim dan cakap memimpin masyarakat. Kyai Ali Mansur pernah menjadi anggota Konstituante, ketua NL1 Cabang Banyuwangi dan ketua Departemen Agama. Sebagai anggota Departemen Agama Kyai Ali Mansur berpengalaman (ditempatkan sebagai Pegawai Departemen Agama) di mana-mana: Aceh, Denpasar, Banyuwangi, Solo, Tuban dan lain-lain.
Ketika menjadi kepala Depag dan Pengurus Cabang NU di Banyuwangi pada tahun 1960 sedang terjadi peristiwa bersejarah baginya. Suatu malam (tidak jelas malam spa), is merenung,dan gelisah sepanjang malam tidak bisa tidur. Yang menjadi kegelisahannya adalah situasi poliiik saat itu. Dimana­mana PKI mendominasi kekuasaan.,Bahkan PKI membunuhi para Kyai di desa-desa, karena para Kyailah yang menjadi saingan kepemimpinan PKI di masyarakat. Sambil merenung ia menulis syi'ir-syi'ir. Beliau memang jago syi'ir sejak nyantri di pondok Lirboyo Kediri. Kegelisahan itu bertumpuk dengan keheranan terhadap penst stiwa miyang dialaminya semalam.
Beliau mimpi didatangi para habib-habib berjubah putih­hijau. Pads saat yang sama,. ish-inya mimpi bertemu Rasulullah SAW Keesokan harinya ditanyakan ihwal mimpi itu pads Habi b Hadi AL Haddar (Banyuwangi). Habib Hadi menjawab: "itu Ahli Badar ya-akhi ". Kedua mimpi tersebut menberi iIham pada Kyai Ali untuk menulis Syair, meka jadilah Sholawat Badar.
Keheranan muncul lagi keesokan harinya karena para tetangga berdatangan ke rumahnya dan sambil membawa daging, beras, dan lain-lain untuk memasak menyambut tamu yang sama-sama tidak diketahui siapa. Para tetangga sama bercerita bahwa pagi-pagi buta, mereka diketuk seorang berjubah putih dan membentahukan bahwasannya di rumah Kyai Ali Mansur akan ada kegiatan besar. Bahkan orang berjubah putih-hijau itu memerintahkan untuk membantunya. Sebagaimana adat di daerah-daerah Jawa Timur, bila seorang Kyai punya kegiatan, maka para santr dan tetangga sekitarnya akan berdatangan membantu. "Siapakah orang berjubah itu ? " pikir Kyai All keheranan. Walhasil, malam itu banyak orang bekerja di dapur untuk
menyambut tame yang sama-sama ti dak mereka ketahui darimana, siapa dan mengapa. Alkisah, ketika selesai sholat subuh menjelang matahari terbit, serombongan para habib berjubah putih-hijau dipimpin Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsi dan kuwitang Jakarta datang ke rumah Kyai Ali Mansur.
"Alhamdulillah...," pekik Kyai Ali karena mengetahui yang datang adalah para habib yang sangat dihormati ke rumahnya. Setelah masuk dan berbasa-basi sebentar dan saling bercerita tentang kondisi PKI dan politik nasional saat itu, lalu Habib Ali bertanya: "Ya Akhi..., mana syi 'ir yang ente bikin kemarin... tolong ente bacakan den lagukan di hadapan kami-kami ini!" pinta Habib Ali.
Tentu saja Kyai All terkejut karena Habib tahu yang dilakukamnya malam itu (yaitu menulis syi' ir). Tapi ia maklum, itulah kekaromahan yang diberikan Allah pada para walinya. Selanjutnya diambillah kertas syi'ir sholawat Badar dan dibacakan serta dilagukan oleh Kyai All Mansur yang memang memiliki suara bagus. Dan Para habib itu mendengar sambil meneteskan air mate karena terharu dengan syi'ir sholawat badar.
Selesainya dibaca sholawat badar: "Ya Akhi..., mari kite perangi genjer-genjer PKI itu dengan sholawat Badar". Seru Habib All. Lagu genjer-genjer adalah lagu rakyat andalan PKI. Setelah Habib Ali memimpin do' a, lalu rombongan itu meminta diri. Sejak itulah terkenallah sholawat badar sebagai bacaan yang membangkitkan semangat perjuangan NU melawan PKI. Bahkan sholawat badar sekarang menjadi lagu wajib NU dalam even-even pengajiannya. Untuk mempopulerkannya, Habib Alipun berkenan mengundang para Habib den Ulama, termasuk Kyai Achmad Qusyairi, ke Kuwitang Jakarta. DI forum itulah sholawat Badar dikumandangkan pertama kali secara luas oleh Kyai Ali Mansur." Kyai Ali Mansur wafat dan dimakamkan di Maibit Rengel Tuban.

2 komentar:

  1. mas izin minta tulisan sejarah sholawat badar ya

    BalasHapus
  2. Mas izin q ingin mendendangkan sholawat badar menjadi lagu di tahun 2016 ini di bulan ramadhan..

    BalasHapus