Pencak silat di sampang, melahirkan prestasi nasional
Pencak
silat di bumi Nusantara bukan merupakan barang baru lagi, karena memang
olah raga ini dianggap asli milik tanah melayu. Tidak
terkecuali di Madura, olah raga yang penuh dengan unsur seni ini juga
mendapat tempat yang terhormat di mata masyarakatnya, bahkan sampai ke
manca negara. Seni bela diri yang pernah dilarang pada jaman penjajahan
Belanda ini berkembang pesat setalah Indonesia mendapatkan kemerdekaan
dan sekarang sudah mendapatkan
pengakuan dari bidang olah raga sebagai salah satu cabang olah raga yang
dipertandingkan secara internasional.
Jokotole Cabang Sampang
Dan
seperti pencak silat yang berasal dari daerah lain di Indonesia ini,
Perguruan Pencak Silat Jokotole Sampang Madura ini juga digemari oleh
generasi muda. Bermarkas di Jalan Garuda Kelurahan Gunung sekar,
Kabupaten Sampang, perguruan ini menjadi tempat berkumpulnya anak muda
yang berkreasi dalam banyak bidang. Selain menjadi tempat berlatih bagi
perguruan ini juga tempat mangkalnya anak muda yang bergelut di bidang
seni teater rakyat. Tempat ini memang cukup reprsentatif untuk
kegiatan-kegiatan luar ruangan seperti berlatih olah raga ini. Dengan
halaman yang luas beralaskan paving dan matras maka jadilah sebuah arena
latihan pencak silat.
Menurut
Ketua Harian Jokotole Cabang Sampang, Mohammad Wasil S.Sos, Cabang
Perguruan Pencak Silat Jokotole Sampang berdiri pada tahun 80-an yang
merupakan cabang dari Perguruan
Pencak Silat Jokotole Kamal, Bangkalan Madura. ? ?Perguruan Pencak Silat
Jokotole salah satu keistimewaanya adalah pada seni pencak silatnya.
Ini yang menurut saya Jokotole digemari sampai ke manca Negara. Selain
yang sudah eksis di negeri Belanda, seni ini juga sedang tumbuh dan
berkembang dengan baik di Amerika,? jelasnya.
Ketua Harian yang sudah belajar pencak Jokotole sejak sekolah dasar ini menjelaskan bahwa pencak Jokotole berakar dari banyak aliran pencak yang ada di bumi Nusantara. Kemudian diracik dan dikembangkan
oleh Guru Besar Bpk. Suheimy menjadi seperti yang sekarang ini. ? kalau
mau dirunut lebih jauh lagi sejarah aliran pencak Jokotole, kita akan
dapatkan bahwa karakter dan budaya Madura yang keras banyak mewarnai
jurus dan gerakan-geraknnya. Guru Besar kami ( Bapak Suheimy-red )
banyak belajar pada perguruan pencak silat di negari ini, dan kemudian
meramunya menjadi gerak dan jurus Jokotole sekarang. Selain itu,
kehidupan khas pondok pesantren juga memberi sumbangan yang penting
untuk perkembangannya,? ungkapnya. Lebih lanjut, diuraikannya bagaimana
disiplin pondok pesantren telah secara langsung menggembleng santri
untuk berlatih secara lahir maupun batin untuk bisa menguasai jurus dan
gerakan pencak.
Dengan disiplin khas ini , perguruan Jokotole cabnag Sampang sedang mempersiapkan muridnya untuk
mengikuti kejuaraan Pekan Olah Raga Provinsi ( Porprov ) Jawa Timur.
Saat ini, ada empat murid yang dipersiapkan untuk kejuaraan Pekan Olah
Raga Provinsi Jawa Timur yang akan diselenggarakan pada bulan Juli 2011.
Murid-murid itu sedang berlatih keras untuk bisa menyumbang prestasi
bagi Sampang. Even itu merupakan kesempatan bagi murid-murid Jokotole Sampang untuk mencari tiket menuju kejuaraan nasional.
Untuk even yang berskala nasional,
Pergurun Jokotole Cabang Sampang bukan hal baru lagi. Sudah ada juara
nasional yang dihasilkan dari perguruan yang sederhana ini. ( Lihat boks gadis kecil juara seni pencak silat nasional ). Dari berbagai cabang pencak yang dilombakan, Jokotole Sampang mempersiapkan cabang seni pencak silat berpasangan, regu dan
individu. Menurut Koordinator Pelatih Moh. Hosnan Sudarmaji, untuk
mempersiapkan atlit mereka ke Porprov Jatim, setiap hari harus melakukan
latihan fisik dengan berlari pada tengah hari dan memperdalam teknik pada malam harinya.
Olah Raga Keras
Saat
Tim Redaksi Rato Ebhu bertandang ke tempat latihan yang juga merupakan
halaman rumah Pak Husnan ini, sedang dilakukan latihan pematangan teknik
pencak secara berpasangan. Masing-masing murid menggunakan senjata
secara berpasangan yang terdiri dari tongkat, pedang, dan senjata
tradisional rakyat Madura, clurit. Gerakan-gerakan cepat dengan
menggunakan senjata itu betul-betul mengerikan bagi orang kebanyakan.
Dengan kekuatan penuh para murid
memperagakan jurus-jurus pencaknya yang bisa membahayakan lawan latih
tandingnya. Kilatan pedang dan clurit tak henti-hentinya beradu dan
saling menebas, sungguh satu latihan olah raga yang sangat berbahaya dan
keras.
Menurut
Pak Husnan, koordinator pelatih yang berbadan kecil ini, teknik
pertarungan yang diperagakan oleh murid Jokotole ini sebetulnya tidak
lebih dari peragaan jurus untuk membela diri. Meskipun jurus-jurusnya
juga sama mematikan bagi si penyerang. ? ?bagi kami, yang penting adalah
seni pencaknya. Yang diperagakan sekarang bukanlah sekedar teknik untuk
melumpuhkan lawan tetapi seni
memperagakan jurus-jurus Jokotole secara berpasangan. Memang
kelihatannya keras, tapi sebetulnya yang mau ditunjukkan adalah
keindahan gerak,? jelasnya. Ini mungkin menjadi pembenaran bahwa satu
karakter masyarakat Madura memang keras, bahkan yang dianggap seni
sekalipun tetap dilakukan dengan cara yang keras. Seni pencak silat di
Madura telah berkembang menjadi satu seni yang hidup subur di masyarakat
dalam bentuk seni tradisi Sandur.
Pencak Jokotole di Eropa
Pada
tahun tujuh puluhan, Kejuaraan dunia pertama yang diselenggarakan di
Singapura menempatkan anggota kontingen Indonesia sebagai salah satu
juara dunia dan beliau itu adalah Bpk. Suheimy yang merupakan pendiri
Perguruan Pencak Silat Jokotole Madura.
Dengan kedudukan berpusat di Kamal, Kabupaten Bangkalan Madura,
perguruan ini berkembang keseluruh penjuru Nusantara bahkan sampai ke
benua Eropa. Tercatat dalam website buku tamu perguruan seni bela diri
ini, cabang di negeri Belanda yang berkembang pesat dan menghasilkan
murid-murid berprestasi dunia. Cabang utama dari perguruan Jokotole di
Eropa terletak di Kota Harleem, negeri Belanda, yang sekarang di bawah
asuhan Pendekar Paul J.D. Rovers.
Cabang
Utama Harleem, berdiri pada awal tahun 80-an yang dirintis oleh Glenn
Pennock seorang warga Negara Belanda. Sejak tahun-tahun itu, pencak
silat Madura berkembang di Eropa. Pada tahun 1988,
Jokotole Belanda berhasil berprestasi di invitasi pencak silat dunia
dengan menjuarai lebih dari 15 kejuaraan di Eropa. Dalam Web resmi
tersebut disebutkan bahwa hubungan cabang utama yang ada di Harleem
dengan Perguruan Utama di kamal Madura adalah dalam bentuk latihan
bersama yang dilakuan setiap tahun di Kamal Madura.
Seperti
lazimnya olah raga bela diri lainnya, pencak silat Jokotole juga
memiliki jenjang dalam pendidikannya. Terdapat lima tingkat utama yang
harus dilalui oleh murid untuk mencapai yang disebut tingkat sempurna.
Dimulai dari sabuk putih untuk pemula, kemudian sabuk kuning, merah,
coklat dan yang terakhir sabuk hijau. untuk . Simbol-simbol warna
tersebut dituangkan dengan apik dalam
symbol perguruan pencak silat Jokotole yang berupa pintu gerbang
yangdirengkuh oleh dua naga. Ditengah terdapat pecut dan tangga di depan
pintu gerbangnya. Warna putih terletak pada anak tangga pertama,
kemudian warna kuning, merah, coklat dan hijau. Web resmi Perguruan
Pencak Silat Jokotole menjelaskan bahwa kelima warna itu adalah symbol
panca indera yang dimiliki oleh manusia dan untuk mencapai kesempurnaan
harus ditempuh dengan mendakinya. Atas tetaplah sebagai simbol
kesempurnaan (Tim Rato Ebhu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar