Selasa, 14 Agustus 2012

PENCAK SILAT DI SAMPANG, MELAHIRKAN PRESTASI NASIONAL


Pencak silat di sampang, melahirkan prestasi nasional
Pencak silat di bumi Nusantara bukan merupakan barang baru lagi, karena memang olah raga ini dianggap asli milik tanah melayu. Tidak terkecuali di Madura, olah raga yang penuh dengan unsur seni ini juga mendapat tempat yang terhormat di mata masyarakatnya, bahkan sampai ke manca negara. Seni bela diri yang pernah dilarang pada jaman penjajahan Belanda ini berkembang pesat setalah Indonesia mendapatkan kemerdekaan dan sekarang sudah mendapatkan pengakuan dari bidang olah raga sebagai salah satu cabang olah raga yang dipertandingkan secara internasional.
Jokotole Cabang Sampang
Dan seperti pencak silat yang berasal dari daerah lain di Indonesia ini, Perguruan Pencak Silat Jokotole Sampang Madura ini juga digemari oleh generasi muda. Bermarkas di Jalan Garuda Kelurahan Gunung sekar, Kabupaten Sampang, perguruan ini menjadi tempat berkumpulnya anak muda yang berkreasi dalam banyak bidang. Selain menjadi tempat berlatih bagi perguruan ini juga tempat mangkalnya anak muda yang bergelut di bidang seni teater rakyat. Tempat ini memang cukup reprsentatif untuk kegiatan-kegiatan luar ruangan seperti berlatih olah raga ini. Dengan halaman yang luas beralaskan paving dan matras maka jadilah sebuah arena latihan pencak silat.
Menurut Ketua Harian Jokotole Cabang Sampang, Mohammad Wasil S.Sos, Cabang Perguruan Pencak Silat Jokotole Sampang berdiri pada tahun 80-an yang merupakan cabang dari Perguruan Pencak Silat Jokotole Kamal, Bangkalan Madura. ? ?Perguruan Pencak Silat Jokotole salah satu keistimewaanya adalah pada seni pencak silatnya. Ini yang menurut saya Jokotole digemari sampai ke manca Negara. Selain yang sudah eksis di negeri Belanda, seni ini juga sedang tumbuh dan berkembang dengan baik di Amerika,? jelasnya.
Ketua Harian yang sudah belajar pencak Jokotole sejak sekolah dasar ini menjelaskan bahwa pencak Jokotole berakar dari banyak aliran pencak yang ada di bumi Nusantara. Kemudian diracik dan dikembangkan oleh Guru Besar Bpk. Suheimy menjadi seperti yang sekarang ini. ? kalau mau dirunut lebih jauh lagi sejarah aliran pencak Jokotole, kita akan dapatkan bahwa karakter dan budaya Madura yang keras banyak mewarnai jurus dan gerakan-geraknnya. Guru Besar kami ( Bapak Suheimy-red ) banyak belajar pada perguruan pencak silat di negari ini, dan kemudian meramunya menjadi gerak dan jurus Jokotole sekarang. Selain itu, kehidupan khas pondok pesantren juga memberi sumbangan yang penting untuk perkembangannya,? ungkapnya. Lebih lanjut, diuraikannya bagaimana disiplin pondok pesantren telah secara langsung menggembleng santri untuk berlatih secara lahir maupun batin untuk bisa menguasai jurus dan gerakan pencak.
Dengan disiplin khas ini , perguruan Jokotole cabnag Sampang sedang mempersiapkan muridnya untuk mengikuti kejuaraan Pekan Olah Raga Provinsi ( Porprov ) Jawa Timur. Saat ini, ada empat murid yang dipersiapkan untuk kejuaraan Pekan Olah Raga Provinsi Jawa Timur yang akan diselenggarakan pada bulan Juli 2011. Murid-murid itu sedang berlatih keras untuk bisa menyumbang prestasi bagi Sampang. Even itu merupakan kesempatan bagi murid-murid Jokotole Sampang untuk mencari tiket menuju kejuaraan nasional.
Untuk even yang berskala nasional, Pergurun Jokotole Cabang Sampang bukan hal baru lagi. Sudah ada juara nasional yang dihasilkan dari perguruan yang sederhana ini. ( Lihat boks gadis kecil juara seni pencak silat nasional ). Dari berbagai cabang pencak yang dilombakan, Jokotole Sampang mempersiapkan cabang seni pencak silat berpasangan, regu dan individu. Menurut Koordinator Pelatih Moh. Hosnan Sudarmaji, untuk mempersiapkan atlit mereka ke Porprov Jatim, setiap hari harus melakukan latihan fisik dengan berlari pada tengah hari dan memperdalam teknik pada malam harinya.
Olah Raga Keras
Saat Tim Redaksi Rato Ebhu bertandang ke tempat latihan yang juga merupakan halaman rumah Pak Husnan ini, sedang dilakukan latihan pematangan teknik pencak secara berpasangan. Masing-masing murid menggunakan senjata secara berpasangan yang terdiri dari tongkat, pedang, dan senjata tradisional rakyat Madura, clurit. Gerakan-gerakan cepat dengan menggunakan senjata itu betul-betul mengerikan bagi orang kebanyakan. Dengan kekuatan penuh para murid memperagakan jurus-jurus pencaknya yang bisa membahayakan lawan latih tandingnya. Kilatan pedang dan clurit tak henti-hentinya beradu dan saling menebas, sungguh satu latihan olah raga yang sangat berbahaya dan keras.
Menurut Pak Husnan, koordinator pelatih yang berbadan kecil ini, teknik pertarungan yang diperagakan oleh murid Jokotole ini sebetulnya tidak lebih dari peragaan jurus untuk membela diri. Meskipun jurus-jurusnya juga sama mematikan bagi si penyerang. ? ?bagi kami, yang penting adalah seni pencaknya. Yang diperagakan sekarang bukanlah sekedar teknik untuk melumpuhkan lawan tetapi seni memperagakan jurus-jurus Jokotole secara berpasangan. Memang kelihatannya keras, tapi sebetulnya yang mau ditunjukkan adalah keindahan gerak,? jelasnya. Ini mungkin menjadi pembenaran bahwa satu karakter masyarakat Madura memang keras, bahkan yang dianggap seni sekalipun tetap dilakukan dengan cara yang keras. Seni pencak silat di Madura telah berkembang menjadi satu seni yang hidup subur di masyarakat dalam bentuk seni tradisi Sandur.
Pencak Jokotole di Eropa
Pada tahun tujuh puluhan, Kejuaraan dunia pertama yang diselenggarakan di Singapura menempatkan anggota kontingen Indonesia sebagai salah satu juara dunia dan beliau itu adalah Bpk. Suheimy yang merupakan pendiri Perguruan Pencak Silat Jokotole Madura. Dengan kedudukan berpusat di Kamal, Kabupaten Bangkalan Madura, perguruan ini berkembang keseluruh penjuru Nusantara bahkan sampai ke benua Eropa. Tercatat dalam website buku tamu perguruan seni bela diri ini, cabang di negeri Belanda yang berkembang pesat dan menghasilkan murid-murid berprestasi dunia. Cabang utama dari perguruan Jokotole di Eropa terletak di Kota Harleem, negeri Belanda, yang sekarang di bawah asuhan Pendekar Paul J.D. Rovers.
Cabang Utama Harleem, berdiri pada awal tahun 80-an yang dirintis oleh Glenn Pennock seorang warga Negara Belanda. Sejak tahun-tahun itu, pencak silat Madura berkembang di Eropa. Pada tahun 1988, Jokotole Belanda berhasil berprestasi di invitasi pencak silat dunia dengan menjuarai lebih dari 15 kejuaraan di Eropa. Dalam Web resmi tersebut disebutkan bahwa hubungan cabang utama yang ada di Harleem dengan Perguruan Utama di kamal Madura adalah dalam bentuk latihan bersama yang dilakuan setiap tahun di Kamal Madura.
Seperti lazimnya olah raga bela diri lainnya, pencak silat Jokotole juga memiliki jenjang dalam pendidikannya. Terdapat lima tingkat utama yang harus dilalui oleh murid untuk mencapai yang disebut tingkat sempurna. Dimulai dari sabuk putih untuk pemula, kemudian sabuk kuning, merah, coklat dan yang terakhir sabuk hijau. untuk . Simbol-simbol warna tersebut dituangkan dengan apik dalam symbol perguruan pencak silat Jokotole yang berupa pintu gerbang yangdirengkuh oleh dua naga. Ditengah terdapat pecut dan tangga di depan pintu gerbangnya. Warna putih terletak pada anak tangga pertama, kemudian warna kuning, merah, coklat dan hijau. Web resmi Perguruan Pencak Silat Jokotole menjelaskan bahwa kelima warna itu adalah symbol panca indera yang dimiliki oleh manusia dan untuk mencapai kesempurnaan harus ditempuh dengan mendakinya. Atas tetaplah sebagai simbol kesempurnaan (Tim Rato Ebhu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar